Hai (Polusi) Jakarta

Hai Jakarta
Apa kabarmu?

Kudengar kau tak lagi secerah yang dulu
Kulihat orang berlalu dengan masker walau mereka ada di luar rumah

Kurasa bisingnya langit tak dapat menandingimu, suara deru kendaraan semakin menggila di tengah kemacetan

Kabut mendung penuh petaka, polusi merajalela, entah darimana datangnya
Asap knalpot, asap rokok, asap bakar sampah, asap pabrik,
Hufhhh
Entahlah…

Ku rindu melewati Sudirman dengan langit biru,
Awan – awan berarakan,
Gedung pencakar langit tampak jelas dan megah

Kurindu hembusan angin penuh kesegaran,
burung-burung berkicau senang,
Menghirup kembali wangi embun di pagi hari.

Kurindu cakrawala senja dengan sinar keemasan di ufuk barat
Saat kumandang azan diperdengarkan di seluruh penjuru, lalu gemerlap lampu malam mulai memenuhi kota

hufhhhh

Hai Jakarta,
Kembalilah kepada dirimu yang dulu,
Aku…
Aku rindu…

Puisi ini didedikasikan untuk kotaku tercinta, Jakarta; yang sedang berjuang memulihkan udara dan langit.

Cepatlah sembuh Jakarta.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.