Panah menembus hatiku
Merobek jiwaku
Meruntuhkan tulangku
Membirukan bibirku
Bayangan itu selalu muncul
Tak bisa kupejamkan mataku
Walaupun kantuk menyerang
Pikiranku akan melayang kembali pada hari itu
Banyak yang datang membantuku
Memberikanku manisan gula
Tapi untuk apa?
Itu hanya sesaat melupakan sakitku
Panah itu masih kubiarkan menempel
Tak kubiarkan orang menyentuhnya
Orang bilang aku harus minum pil pahit
Supaya bisa sembuh, aku rasa bukan itu
Tetiba kau datang, tanpa tanya kamu mencabut panah itu
Kau membuangnya dan menganggapnya tak lagi berharga
Kau menyentuhku, dan kubiarkan
Kau tak pernah jijik dengan semua sakit dan lukaku
Walau ku masih terseok meniti jalanku
Tapi aku tau, aku akan sembuh
Karena tidak ada kesembuhan di dalam kesendirian
Terima kasih untuk kau yang selalu ada